BeliBuku Ensiklopedia Akhir Zaman & Buku Zikir Akhir Zaman. Harga Murah di Lapak Grosir Al Quran. Telah Terjual Lebih Dari 56. Pengiriman cepat Pembayaran 100% aman. Penaklukan Baitul Maqdis 111 3. Wabah yang Menimpa Para Sahabat 111 4. Dibebaskannya Romawi (Konstantinopeldari Roma) 832 b.
Tahuntahun terakhir Periode Muromachi melihat kedatangan orang Eropa di negara itu. Secara khusus, Francis Xavier dan Katolik Roma mencapai pantai Jepang pada tahun 1549 M. Paviliun Emas (Kinkaku-ji) dan Paviliun Perak (Ginkaku-ji) yang megah di Kyoto, keduanya dibangun selama Periode Muromachi. 9.
KajianRutin Masjid Sudirman Purwokerto.Jadwal kajian Masjid Jensoed ba'da maghrib | Senin Ust Juman abu Ahmad.Lc tema Tauhid | Selasa Ust Fakhruddin tema Fi
A Latar Belakang Politik Zaman Hakim-hakim Kehadiran bangsa-bangsa musuh di wilayah kedudukan Israel dan juga kekuatan perlawanan dari luar Kanaan menghasilkan situasi politik yang digambarkan dalam Kitab Hakim-hakim ini. Wycliffe: Hak 1:20 - Kepada Kaleb Hak 1:9-20 - Penaklukan-penaklukan Suku Yehuda Penaklukan-penaklukan Suku
GerbangLod: Di sinilah Isa Menaklukkan Dajjal. ' 'Sesungguhnya Isa bin Maryam akan membunuh Dajjal di Bab Lud (Gerbang Lod).''. (HR Ahmad, Turmudzi, dan Nu'aim bin Hamad). Pada akhir zaman nanti akan turun dajjal ke muka bumi ini. Rasulullah SAW bersabda, ‘’Ketika sedang tidur, aku bermimpi melakukan tawaf di Ka’bah.
Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s.
Mostafameraji Perayaan Tahun Baru selalu diisi dengan syukur dan harapan masa yang baik. Bagaimana perayaan Tahun Baru di zaman kuno, dari Babilonia hingga Romawi? tahun baru, sebagian besar orang di berbagai belahan dunia melakukan perayaan dan ritual unik. Perayaan ini bukanlah hal yang baru dan telah dilakukan di zaman kuno. Meski bentuk perayaannya telah berubah dari waktu ke waktu, tujuannya selalu sama yaitu untuk merayakan datangnya hari baru. Perayaan Tahun Baru selalu diisi dengan syukur dan harapan akan masa dengan yang lebih baik. Dari Babilonia hingga Romawi, bagaimana perayaan tahun baru di zaman kuno? Orang Babilonia kuno merayakan Akitu Perayaan Tahun Baru orang Babilonia kuno dilakukan pada bulan baru pertama setelah titik balik musim semi pada akhir Maret. Dalam perayaan itu, mereka menghormati kelahiran kembali alam dengan festival multi-hari yang disebut Akitu. “Perayaan awal Tahun Baru ini dimulai sekitar tahun 2000 Sebelum Masehi,” tulis Evan Andrews di laman History. Selama Akitu, patung para dewa diarak melalui jalan-jalan kota dan upacara dilakukan untuk melambangkan kemenangan mereka atas kekuatan kekacauan. Melalui ritual ini, orang Babilonia percaya bahwa dunia secara simbolis dibersihkan dan diciptakan kembali oleh para dewa. Pembersihan itu dianggap sebagai persiapan untuk tahun yang baru dan kembalinya musim semi. Salah satu aspek menarik dari Akitu melibatkan semacam ritual penghinaan yang dialami oleh raja Babilonia. Raja dibawa ke hadapan patung dewa Marduk, dilucuti dari tanda kerajaannya dan dipaksa untuk bersumpah bahwa dia telah memimpin kota dengan hormat. Seorang imam besar kemudian akan menampar raja dan menyeret telinganya dengan harapan membuatnya menangis. Jika air mata kerajaan ditumpahkan, itu dilihat sebagai tanda bahwa Marduk puas dan secara simbolis telah memperpanjang kekuasaan raja. Sejarawan berpendapat bahwa unsur-unsur politik ini menunjukkan bahwa Akitu digunakan sebagai alat untuk menegaskan kembali kekuasaan ilahi raja atas rakyatnya. Nowruz, Tahun Baru orang Persia kuno Meskipun masih dirayakan di Iran dan bagian lain di Timur Tengah dan Asia, akar Nowruz atau "Hari Baru" menjangkau jauh ke zaman kuno. Sering disebut "Tahun Baru Persia", festival musim semi selama 13 hari ini jatuh pada vernal equinox pada bulan Maret. Catatan resmi Nowruz tidak muncul sampai abad ke-2, tetapi sebagian besar sejarawan percaya bahwa perayaannya dimulai setidaknya sejak abad ke-6 Sebelum Masehi. Nowruz bertahan sebagai hari libur penting bahkan setelah penaklukan Iran oleh Aleksander Agung dan kebangkitan kekuasaan Islam pada abad ke-7 Masehi. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Salah satu isyarat dari Rasulullah SAW tentang akhir zaman adalah penaklukkan Konstantinopel untuk yang terakhir kalinya. Setelah itu, negeri Turki akan kembali kepada kekuasaan umat Islam hingga terbitnya matahari dari barat. Bila penaklukkan Konstantinopel pada masa sultan Muhammad Al-Fatih di era khilafah Utsmaniyah terjadi lewat peperangan yang dahsyat, dengan mengerahkan pasukan besar yang didukung oleh peralatan perang yang paling modern di zamannya; tidak demikian halnya dengan penaklukkan Konstantinopel di akhir zaman yang kelak terjadi di era imam Al-Mahdi. Penaklukan Konstantinopel pascaal-malhamah al-kubra merupakan kejadian yang di luar kebiasaan manusia. Penaklukan yang unik ini dilakukan oleh Bani Ishaq, tanpa menggunakan pedang dan tombak, apalagi senjata-senjata berat. Mereka hanya menggunakan takbir dan tahlil, maka terbukalah benteng Konstantinopel. Di saat tentara Al-Mahdi tengah mengumpulkan ghanimah, tiba tiba terbetik kabar bahwa Dajjal telah muncul. Rasulullah Saw bersabda, “Apakah kalian pernah mendengar suatu kota yang terletak sebagiannya di darat dan sebagiannya di laut? Mereka para sahabat menjawab Pernah wahai Rasulullah. Beliau Saw bersabda Tidak terjadi hari kiamat, sehingga ia diserang oleh orang dari Bani Ishaq. Ketika mereka telah sampai di sana, maka mereka pun memasukinya. Mereka tidaklah berperang dengan senjata dan tidak melepaskan satu panah pun. Mereka hanya berkata Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, maka jatuhlah salah satu bagian dari kota itu. Berkata Tsaur perawi hadits Saya tidak tahu kecuali hal ini ; hanya dikatakan oleh pasukan yang berada di laut. Kemudian mereka berkata yang kedua kalinya Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, maka jatuh pula sebagian yang lain darat. Kemudian mereka berkata lagi Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, maka terbukalah semua bagian kota itu. Lalu mereka pun memasukinya. Ketika mereka sedang membagi-bagikan harta rampasan perang, tiba-tiba datanglah seseorang setan seraya berteriak Sesungguhnya dajjal telah keluar. Kemudian mereka meninggalkan segala sesuatu dan kembali.” HR. Muslim, Kitabul Fitan wa Asyratus Sa’ah Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah Saw pernah ditanya, “Kotamanakah yang lebih dahulu ditaklukkan, Konstantin atau Roma? Maka beliau Saw menjawab,”Kota Heraklius akan ditaklukkan pertama kali.[1] Siapakah yang dimaksud dengan Bani Ishaq pada riwayat di atas ? Para penulis tentang fitnah akhir zaman berbeda pendapat tentang siapakah yang dimaksud dengan Bani Ishaq. Ada yang menyebutkan bahwa mereka adalah Bangsa Romawi yang masuk Islam di akhir zaman, namun sebagian mengatakan bahwa bani Ishaq adalah keturunan Al Aish bin Ishaq bin Ibrahim as. Pendapat ini dipilih oleh Al Hafidz Ibnu Katsir.[2] Mengenal Lebih Detil Tentang Bani Ishaq Untuk mengetahui siapakah sebenarnya Bani Ishaq, perlu menelaaah kembali buku-buku sejarah masa silam, terutama tentang perjalanan Nabi Ibrahim. Sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Katsir, bahwa Bani Ishaq adalah keturunan Al-Aish bin Ishaq bin Ibrahim as. Maka sangat keliru orang yang menyebutkan bahwa bani Ishaq adalah bangsa Rum atau keturunan Yahudi yang masuk Islam. Untuk bangsa Rum Rasulullah Saw menyebut mereka sebagai bani Ashfar, sebagian mereka ada yang masuk Islam di zaman Al-Mahdi, sehingga membuat kawan-kawan yang setanah air dengan mereka menjadi marah dan menginginkan agar kaum muslimin menyerahkan mereka kembali. Namun kaum muslimin tidak menyerahkan sebagian Bani Asfar yang masuk Islam itu kepada bangsa Rum. Bani Ishaq juga bukan keturunan Israel. Sebab Bani Israel kemunculannya adalah setelah nabi Ishaq. Bani Ishaq yang disebutkan Rasulullah Saw sebagai pembebas Konstantin adalah keturunan Ish bin Ishaq bin Ibrahim. Sedangkan Bani Israel adalah keturunan Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Mereka adalah sisa-sisa pasukan Islam dari Madinah yang menang dalam pertempuran terdahsyat melawan Bangsa Rum dalam Malhamah Kubra. Mereka inilah yang dikatakan oleh Rasulullah Saw sebagai pasukan “tidak akan terkena fitnah selamanya atau tidak akan tersesat selamanya”. Maka, sangat keliru jika Bani Ishaq adalah mereka bangsa Eropa yang masuk Islam lalu bergabung dengan pasukan Al-Mahdi. Kemungkinan yang paling logis adalah keturunan Ish ini kemudian menyebar di wilayah Khurasan Afghanistan, Pakistan, Kashmir, Iraq dan Iran. Mereka adalah kaum muslimin yang ketika berita Al-Mahdi telah datang segera menyambutnya dan memberikan pertolongan kepadanya. Mereka adalah pasukan berbendera hitam ashhabu rayati Suud yang membai’at Al-Mahdi dan menjadi pengikutnya. Sebelum terjadinya penaklukan Konstantin, mereka adalah umat Islam yang selalu menyertai Al-Mahdi dalam semua penaklukannya, termasuk dalam penaklukan Jazirah Arab. Pengikut Al-Mahdi bukan hanya dari ashhabu rayati suud, banyak umat Islam lain yang turut bergabung pada awal kemunculannya. Namun seiring perjalanan waktu, sebagian mereka ada yang tidak sanggup bertahan menjalani kehidupan bersama Al-Mahdi, karena beratnya beban jihad yang harus dipikul. Puncak pengkristalan pasukan Al-Mahdi adalah dalam peristiwa perang Malhamah Kubra di A’maq dan Dabiq, dimana 1/3 pasukan Al-Mahdi murtad dan mundur dari peperangan, 1/3 pasukan mendapatkan syahadah, dan sisanya adalah 1/3 pasukan. Sisa pasukan itulah yang terus bertahan bersama Al-Mahdi dalam pertempuran berikutnya. Jumlah 1/3 pasukan itulah yang disebutkan oleh Rasulullah Saw sebagai manusia terbaik yang hidup di dunia. Mereka datang dari kota Madinah. Namun, mereka bukan penduduk Madinah asli, mereka adalah umat Islam yang datang dari arah Timur Khurasan. Dalam penaklukan Jazirah Arab, mereka terus-menerus mendapatkan kemenangan, hingga akhirnya selama beberapa waktu mereka tinggal di Madinah. Jadi Bani Ishaq adalah penduduk Madinah / penduduk Hijaz yang setia menemani Al-Mahdi sejak mereka memba’iatnya. Mereka adalah pemilik bendera hitam yang datang dari Khurasan untuk mengukuhkan kekuasaan Al-Mahdi dan membebaskan Jazirah Arab lalu menetap di dalamnya selama beberapa masa. Mereka inilah yang kelak menaklukkan negri Konstantinopel dengan pasukan. Ada beberapa nash yang mengisyaratkan hal itu, dimana penduduk Khurasan Persia kelak akan menggantikan orang-orang Madinah asli. Mereka akan menggapai apa yang dijanjikan oleh Rasulullah Saw kepada mereka. Bukankah beliau pernah bersabda Seandainya ilmu agama itu berada di bintang Tsuraya, niscaya akan menggapainya orang-orang dari keturunan Persia.” [3] Prediksi bahwa penduduk Arab akan digantikan oleh bangsa lain telah disebutkan oleh Rasulullah Saw dalam beberapa riwayat, di antaranya sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Tirmidzi dalam Al Miskat Ketika turun ayat 38 surah Muhammad, “Jika kamu berpaling dari agama, niscaya Dia Allah akan mengganti kamu dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu”, maka sebagian sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, jika kita berpaling, siapakah yang akan menggantikan tempat kedudukan kita?” Nabi meletakkan tangannya yang penuh berkah ke atas bahu Salman al-Farisi dan bersabda, “Dia dan kaumnya yang akan menggantikan kamu. Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, jika agama ini bertaburan di Tsurayya’, maka sebagian dari orang Persia akan mencarinya dan memegangnya.” Dalam riwayat di atas, para sahabat khawatir setelah turunnya surah Muhammad ayat 38. Mereka khawatir bila diganti oleh kaum lain. Sehingga, para sahabat bertanya pada Rasululllah “Bila kami diganti kaum lain, siapakah mereka, ya Rasulullah?” Maka, Rasulullah menjawab, “Sebagian kaum Persia.” Nash di atas menunjukkan bahwa yang akan menggantikan bangsa Arab adalah sebagian penduduk Persia, bukan seluruh Persia. Bisa jadi Persia Iran, atau Persia Afghan atau Persia Pakistan atau Persia Kashmir. Wallahu alam Merekalah yang akan menggantikan kedudukan orang Arab di Jazirah, sampai akhirnya mereka menjadi penduduk terbaik di bumi yang berasal dari Madinah. Melalui tangan mereka Rum dikalahkan dan Konstantin ditaklukkan. Bilakah peristiwa itu Terjadi? Besar kemungkinan peristiwa tersebut terjadi pada zaman Al-Mahdi, dimana kemunculan Al-Mahdi adalah saat manusia berselisih dan bertikai, kondisi umat Islam secara umum dalam puncak kehinaan dan terus didzalimi. Sementara penduduk Arab justru terbuai dengan dunia karena kemewahan hidup dan melimpahnya kekayaan mereka. Agama sudah banyak ditinggalkan dan perwalian mereka sudah digadaikan kepada bangsa barat. Akibatnya, Allah mengganti mereka dengan kaum lain yang tidak seperti mereka. Berdasarkan hadits tersebut, maka orang-orang keturunan Arab di Jazirah akan digantikan kedudukannya oleh sebagian orang Persia kemungkinan adalah sebagian penduduk Khurasan dari wilayah Afghanistan, Pakistan, Kashmir danIraq. Hal ini akan terjadi pada zamannya Al-Mahdi. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Ashabu Rayati Suud, Rasulullah Saw bersabda, “Akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaanmu. Mereka semua adalah putra khalifah. Tetapi, tak seorangpun di antara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian muncullah bendera-bendera hitam dari arah Timur, lantas mereka memerangi kamu orang Arab dengan suatu peperangan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelummu. Maka jika kamu melihatnya, berbaiatlah walaupun dengan merangkak di atas salju, karena dia adalah khalifah Allah Al-Mahdi.” HR. HR. Ibnu Majah Kitabul Fitan Bab Khurujil Mahdi no. 4074 Jadi, bani Ishaq adalah orang Persia Khurasan. Imam Nawawi dalam syarahnya tentang 70 ribu bani Ishaq berpendapat bahwa, “Penduduk Farisi Persia adalah orang-orang yang dimaksud dengan keturunan Ishaq”. Al-Mas’udi dalam kitabnya yang berjudul Muruj adz-Dzahab berpendapat, “Orang-orang yang mengerti tentang jalur-jalur nasab orang Arab dan para hukama menetapkan bahwa asal-usul orangPersia adalah dan keturunan Ishaq putra Nabi Ibrahim. Wallahu a’lam bish shawab. [sumber Granada Mediatama] [1] HR. Ahmad [2] Lihat An Nihayah fil Fitan Wal Malahim. [3] HR. Bukhari dan Muslim.
- Seperti apa perang di masa lampau? Pertanyaan yang bagus. Lalu, bagaimana perang bisa terjadi? Apa manfaatnya? Apa tujuannya?Untuk menelusurinya, terlebih dulu harus dipahami, riwayat perang sedari awal. Baca juga Perang Hunain Penyebab, Strategi, dan Akhir Pertempuran Asal Istilah Perang Kata "perang" atau "war" berasal dari kata bahasa Jerman Tinggi kuno, yakni "werran". Kata ini bermakna "untuk membingungkan atau menyebabkan kebingungan". Bahasa Inggris Kuno, punya istilah "werre", yang artinya sama. Menyoal makna, perang merupakan keadaan konflik bersenjata terbuka dan biasanya dinyatakan antara entitas politik. Contohnya antar negara berdaulat, faksi politik, atau saingan dalam negara yang sama. Baca juga Perang Korea 1950 Bagaimana Akhirnya dan Kenapa Korsel-Korut Tidak Bersatu Dilansir laman World History, analis militer Prusia Carl Von Clausewitz, dalam bukunya 'On War", menyebut bahwa perang dilancarkan oleh entitas politik, negara, atau negara kota untuk menyelesaikan sengketa politik atau dilakukan di medan perang oleh tentara dari negara-negara yang bersaing, atau tentara bayaran yang dibayar oleh pemerintah untuk berperang. Baca juga Perang Yarmuk, Perang Pembuka Islam Melawan Kekaisaran Romawi Perang di Zaman Kuno Sepanjang sejarah, individu, negara, atau faksi politik telah memperoleh kedaulatan atas wilayah melalui perang. Masih dilansir World History, sejarah salah satu peradaban paling awal di dunia, yaitu Mesopotamia, juga terdapat kronik perselisihan yang hampir konstan terjadi. Bahkan setelah Sargon Agung Akkad yang memerintah antara 2334-2279 SM menyatukan wilayah di bawah Kekaisaran Akkadia, perang masih dilakukan untuk memadamkan pemberontakan atau menangkis penjajah. Periode Dinasti Awal Mesir diperkirakan juga berperang, ketika Firaun Surai atau Menes dari selatan, menaklukkan wilayah Mesir utara, meskipun klaim ini dibantah. Baca juga Taliban Minta Inggris Bayar Ganti Rugi Perang Afghanistan Miliaran Poundsterling Di Tiongkok, Dinasti Zhou memperoleh kekuasaan melalui pertempuran pada tahun 1046 SM dan konflik pada 476-221 SM. Hal inj diselesaikan ketika Negara Qin mengalahkan negara-negara lawan lainnya dalam pertempuran dan menyatukan Tiongkok di bawah pemerintahan kaisar Shi Huangdi. Pola yang sama ini berlaku untuk negara-negara lain sepanjang waktu. Mulai dari Roma sampai Makedonia. Pasukan yang bersaing dari negara-negara lawan, secara historis memang selalu menyelesaikan perselisihan politik di medan perang. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
KAPAN Konstantinopel ditaklukan? Mari kita lihat hadist ini “Apakah kalian pernah mendengar suatu kota yang terletak sebagiannya di darat dan sebagiannya di laut? Mereka para sahabat menjawab Pernah wahai Rasulullah. Beliau ﷺ bersabda Tidak terjadi hari kiamat, sehingga ia diserang oleh orang dari Bani Ishaq. Ketika mereka telah sampai di sana, maka mereka pun memasukinya. Mereka tidaklah berperang dengan senjata dan tidak melepaskan satu panah pun. Mereka hanya berkata Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, maka jatuhlah salah satu bagian dari kota itu. Berkata Tsaur perawi hadits Saya tidak tahu kecuali hal ini ; hanya dikatakan oleh pasukan yang berada di laut. Kemudian mereka berkata yang kedua kalinya Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, maka jatuh pula sebagian yang lain darat. Kemudian mereka berkata lagi Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, maka terbukalah semua bagian kota itu. Lalu mereka pun memasukinya. Ketika mereka sedang membagi-bagikan harta rampasan perang, tiba-tiba datanglah seseorang setan seraya berteriak Sesungguhnya dajjal telah keluar. Kemudian mereka meninggalkan segala sesuatu dan kembali.” HR. Muslim, Kitabul Fitan wa Asyratus Sa’ah DALAM riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ pernah ditanya, “Kota manakah yang lebih dahulu ditaklukkan, Konstantin atau Roma? Maka beliau Saw menjawab,”Kota Heraklius akan ditaklukkan pertama kali. Dalam hadist di atas, jelas sekali bahwa salah satu isyarat dari Rasulullah saw tentang akhir zaman adalah penaklukkan Konstantinopel untuk yang terakhir kalinya. Setelah itu, negeri Turki akan kembali kepada kekuasaan umat Islam hingga terbitnya matahari dari barat. BACA JUGA Sejarah dan Kronologi Penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad al Fatih pada 1453 Bila penaklukkan Konstantinopel pada masa sultan Muhammad Al-Fatih di era khilafah Utsmaniyah terjadi lewat peperangan yang dahsyat, dengan mengerahkan pasukan besar yang didukung oleh peralatan perang yang paling modern di zamannya; tidak demikian halnya dengan penaklukkan Konstantinopel di akhir zaman yang kelak terjadi di era imam Al-Mahdi. Foto Islampos/Istimewa Kapan Konstantinopel Ditaklukan, Kejadian Luar Biasa Penaklukan Konstantinopel pasca al-malhamah al-kubra merupakan kejadian yang di luar kebiasaan manusia. Penaklukan yang unik ini dilakukan oleh Bani Ishaq, tanpa menggunakan pedang dan tombak, apalagi senjata-senjata berat. Mereka hanya menggunakan takbir dan tahlil, maka terbukalah benteng Konstantinopel. Di saat tentara Al-Mahdi tengah mengumpulkan ghanimah, tiba tiba terbetik kabar bahwa Dajjal telah muncul. Siapakah yang dimaksud dengan Bani Ishaq pada riwayat di atas ? Para penulis tentang fitnah akhir zaman berbeda pendapat tentang siapakah yang dimaksud dengan Bani Ishaq. Ada yang menyebutkan bahwa mereka adalah Bangsa Romawi yang masuk Islam di akhir zaman, namun sebagian mengatakan bahwa bani Ishaq adalah keturunan Al Aish bin Ishaq bin Ibrahim as. Pendapat ini dipilih oleh Al Hafidz Ibnu Katsir. Kapan Konstantinopel Ditaklukan, Mengenal Lebih Detil Tentang Bani Ishaq Untuk mengetahui siapakah sebenarnya Bani Ishaq, perlu menelaaah kembali buku-buku sejarah masa silam, terutama tentang perjalanan Nabi Ibrahim. Sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Katsir, bahwa Bani Ishaq adalah keturunan Al-Aish bin Ishaq bin Ibrahim as. Maka sangat keliru orang yang menyebutkan bahwa bani Ishaq adalah bangsa Rum atau keturunan Yahudi yang masuk Islam. Untuk bangsa Rum Rasulullah Saw menyebut mereka sebagai bani Ashfar, sebagian mereka ada yang masuk Islam di zaman Al-Mahdi, sehingga membuat kawan-kawan yang setanah air dengan mereka menjadi marah dan menginginkan agar kaum muslimin menyerahkan mereka kembali. Namun kaum muslimin tidak menyerahkan sebagian Bani Asfar yang masuk Islam itu kepada bangsa Rum. Bani Ishaq juga bukan keturunan Israel. Sebab Bani Israel kemunculannya adalah setelah nabi Ishaq. Kapan Konstantinopel Ditaklukan, Tidak Akan Terkena Fitnah Bani Ishaq yang disebutkan Rasulullah ﷺ sebagai pembebas Konstantin adalah keturunan Ish bin Ishaq bin Ibrahim. Sedangkan Bani Israel adalah keturunan Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Mereka adalah sisa-sisa pasukan Islam dari Madinah yang menang dalam pertempuran terdahsyat melawan Bangsa Rum dalam Malhamah Kubra. Mereka inilah yang dikatakan oleh Rasulullah ﷺ sebagai pasukan “tidak akan terkena fitnah selamanya atau tidak akan tersesat selamanya”. BACA JUGA 70 Gunung yang Diangkut oleh Muhammad Al-Fatih Lewati Gunung ke Konstantinopel! Maka, sangat keliru jika Bani Ishaq adalah mereka bangsa Eropa yang masuk Islam lalu bergabung dengan pasukan Al-Mahdi. Foto YouTube Kemungkinan yang paling logis adalah keturunan Ish ini kemudian menyebar di wilayah Khurasan Afghanistan, Pakistan, Kashmir, Iraq dan Iran. Mereka adalah kaum muslimin yang ketika berita Al-Mahdi telah datang segera menyambutnya dan memberikan pertolongan kepadanya. Mereka adalah pasukan berbendera hitam ashhabu rayati Suud yang membai’at Al-Mahdi dan menjadi pengikutnya. Kapan Konstantinopel Ditaklukan, yang Menyertai Al-Mahdi Sebelum terjadinya penaklukan Konstantin, mereka adalah umat Islam yang selalu menyertai Al-Mahdi dalam semua penaklukannya, termasuk dalam penaklukan Jazirah Arab. Pengikut Al-Mahdi bukan hanya dari ashhabu rayati suud, banyak umat Islam lain yang turut bergabung pada awal kemunculannya. Namun seiring perjalanan waktu, sebagian mereka ada yang tidak sanggup bertahan menjalani kehidupan bersama Al-Mahdi, karena beratnya beban jihad yang harus dipikul. Puncak pengkristalan pasukan Al-Mahdi adalah dalam peristiwa perang Malhamah Kubra di A’maq dan Dabiq, dimana 1/3 pasukan Al-Mahdi murtad dan mundur dari peperangan, 1/3 pasukan mendapatkan syahadah, dan sisanya adalah 1/3 pasukan. Sisa pasukan itulah yang terus bertahan bersama Al-Mahdi dalam pertempuran berikutnya. Jumlah 1/3 pasukan itulah yang disebutkan oleh Rasulullah ﷺ sebagai manusia terbaik yang hidup di dunia. Mereka datang dari kota Madinah. Namun, mereka bukan penduduk Madinah asli, mereka adalah umat Islam yang datang dari arah Timur Khurasan. Kapan Konstantinopel Ditaklukan, Tinggal di Madinah Selama Beberapa Waktu Dalam penaklukan Jazirah Arab, mereka terus-menerus mendapatkan kemenangan, hingga akhirnya selama beberapa waktu mereka tinggal di Madinah. Jadi Bani Ishaq adalah penduduk Madinah / penduduk Hijaz yang setia menemani Al-Mahdi sejak mereka memba’iatnya. Mereka adalah pemilik bendera hitam yang datang dari Khurasan untuk mengukuhkan kekuasaan Al-Mahdi dan membebaskan Jazirah Arab lalu menetap di dalamnya selama beberapa masa. Mereka inilah yang kelak menaklukkan negri Konstantinopel dengan pasukan. Ada beberapa nash yang mengisyaratkan hal itu, dimana penduduk Khurasan Persia kelak akan menggantikan orang-orang Madinah asli. Mereka akan menggapai apa yang dijanjikan oleh Rasulullah ﷺ kepada mereka. Bukankah beliau pernah bersabda Seandainya ilmu agama itu berada di bintang Tsuraya, niscaya akan menggapainya orang-orang dari keturunan Persia.” Prediksi bahwa penduduk Arab akan digantikan oleh bangsa lain telah disebutkan oleh Rasulullah ﷺ dalam beberapa riwayat, di antaranya sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Tirmidzi dalam Al Miskat Ketika turun ayat 38 surah Muhammad, “Jika kamu berpaling dari agama, niscaya Dia Allah akan mengganti kamu dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu”, maka sebagian sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, jika kita berpaling, siapakah yang akan menggantikan tempat kedudukan kita?” Nabi meletakkan tangannya yang penuh berkah ke atas bahu Salman al-Farisi dan bersabda, “Dia dan kaumnya yang akan menggantikan kamu. Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, jika agama ini bertaburan di Tsurayya’, maka sebagian dari orang Persia akan mencarinya dan memegangnya.” BACA JUGA Saat Al-Fatih Lakukan Sujud Syukur di Tanah Konstantinopel dan Berjalan Menuju Hagia Sophia Kapan Konstantinopel Ditaklukan, Digantikan Kaum yang Lain Dalam riwayat di atas, para sahabat khawatir setelah turunnya surah Muhammad ayat 38. Mereka khawatir bila diganti oleh kaum lain. Sehingga, para sahabat bertanya pada Rasululllah ﷺ, “Bila kami diganti kaum lain, siapakah mereka, ya Rasulullah?” Maka, Rasulullah ﷺ menjawab, “Sebagian kaum Persia.” Nash di atas menunjukkan bahwa yang akan menggantikan bangsa Arab adalah sebagian penduduk Persia, bukan seluruh Persia. Bisa jadi Persia Iran, atau Persia Afghan atau Persia Pakistan atau Persia Kashmir. Wallahu alam Merekalah yang akan menggantikan kedudukan orang Arab di Jazirah, sampai akhirnya mereka menjadi penduduk terbaik di bumi yang berasal dari Madinah. Melalui tangan mereka Rum dikalahkan dan Konstantin ditaklukkan. Kapan Konstantinopel Ditaklukan, Bilakah peristiwa itu terjadi? Besar kemungkinan peristiwa tersebut terjadi pada zaman Al-Mahdi, dimana kemunculan Al-Mahdi adalah saat manusia berselisih dan bertikai, kondisi umat Islam secara umum dalam puncak kehinaan dan terus didzalimi. Sementara penduduk Arab justru terbuai dengan dunia karena kemewahan hidup dan melimpahnya kekayaan mereka. Agama sudah banyak ditinggalkan dan perwalian mereka sudah digadaikan kepada bangsa barat. Akibatnya, Allah mengganti mereka dengan kaum lain yang tidak seperti mereka. Berdasarkan hadits tersebut, maka orang-orang keturunan Arab di Jazirah akan digantikan kedudukannya oleh sebagian orang Persia kemungkinan adalah sebagian penduduk Khurasan dari wilayah Afghanistan, Pakistan, Kashmir dan Iraq. Hal ini akan terjadi pada zamannya Al-Mahdi. Kota Tua Istanbul Foto sothebys Kapan Konstantinopel Ditaklukan, Penduduk Farisi? Sebagaimana disebutkan dalam hadits Ashabu Rayati Suud, Rasulullah Saw bersabda, “Akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaanmu. Mereka semua adalah putra khalifah. Tetapi, tak seorangpun di antara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian muncullah bendera-bendera hitam dari arah Timur, lantas mereka memerangi kamu orang Arab dengan suatu peperangan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelummu. Maka jika kamu melihatnya, berbaiatlah walaupun dengan merangkak di atas salju, karena dia adalah khalifah Allah Al-Mahdi.” HR. HR. Ibnu Majah Kitabul Fitan Bab Khurujil Mahdi no. 4074 BACA JUGA Muhammad Al-Fatih, Sang Penakluk Konstantinopel yang Kuasai 6 Bahasa Jadi, bani Ishaq adalah orang Persia Khurasan. Imam Nawawi dalam syarahnya tentang 70 ribu bani Ishaq berpendapat bahwa, “Penduduk Farisi Persia adalah orang-orang yang dimaksud dengan keturunan Ishaq”. Al-Mas’udi dalam kitabnya yang berjudul Muruj adz-Dzahab berpendapat, “Orang-orang yang mengerti tentang jalur-jalur nasab orang Arab dan para hukama menetapkan bahwa asal-usul orang Persia adalah dan keturunan Ishaq putra Nabi Ibrahim. [] SUMBER
penaklukan roma di akhir zaman