MataKuliah : Sistem Imun dan hematologi Beban Studi : 3 SKS Prasyarat : - Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan tentang sistem imun dan hematologi sesuai tingkat usia manusia mulai dari pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Pemeriksaan fisik khusus untuk
denganpernyataan (manifestasi) klinik elefantiasis dan didapat mikrofilaria pada pemeriksaan mikroskopik. KASUS Seorang penderita perempuan bernama D, usia 19 tahun, tinggal di Krian-Sidoarjo, datang ke Poli Bedah Plastik tanggal 6 Agustus 2008 dengan keluhan utama kaki kanan bengkak. Gambar 1. Penderita elefantiasis dekstra 5 Riwayat Penyakit
PEMFISSistem Imun Dan Hematologi PEMERIKSAAN FISIK SISTEM IMUN HEMATOLOGIBAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-kelainan dari suatu sistim atau suatu organ tubuh dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) danmendengarkan
SISTEMIMUN HEMATOLOGI. Classic. Klasik; Kartu Lipat kehilangan pendengaran dengan efek nyeri yang berhubungan dengan mielopati, meningitis, sitomegalovirus dan reaksi-reaksi obat. F.Pemeriksaan Penunjang 1.Tes untuk diagnosa infeksi HIV : a.ELISA (positif; hasil tes yang positif dipastikan dengan western blot) b.Western blot
SistemImun Hematologi di Tokopedia ā Promo Pengguna Baru ā Cicilan 0% ā Kurir Instan. Beli Sistem Imun Hematologi di AdipuraBooks. Promo khusus pengguna baru di aplikasi Tokopedia! Download Tokopedia App. Tentang Tokopedia Mitra Tokopedia Mulai Atur jumlah dan catatan.
Dį»ch VỄ Hį» Trợ Vay Tiį»n Nhanh 1s. 0% found this document useful 0 votes811 views12 pagesDescriptionpemfis sistem imunCopyrightĀ© Ā© All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes811 views12 pagesPemeriksaan Fisik Sistem Imun HematologiJump to Page You are on page 1of 12 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 11 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Halodoc, Jakarta - Di dalam sirkulasi darah manusia terdapat sel darah dan cairan yang disebut plasma. Sel darah tersebut terdiri dari eritrosit sel darah merah, leukosit sel darah putih, dan trombosit sel pembeku darah. Pemeriksaan hematologi merupakan pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui kelainan dari kuantitas dan kualitas sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Pemeriksaan ini juga akan menguji perubahan pada plasma yang berperan pada proses pembekuan darah. Pemeriksaan hematologi pada sel darah meliputi kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, hematokrit, nilai eritrosit rerata nilai NER, jumlah leukosit, dan trombosit. Pemeriksaan hematologi yang terpenting adalah pemeriksaan hitung jenis leukosit disertai dengan penilaian morfologi sel darah yang dapat diketahui dengan pemeriksaan gambaran darah tepi. Pemeriksaan ini dapat menilai kelainan bentuk dari eritrosit, leukosit, dan trombosit, yang dapat menimbulkan kelainan secara hematologis. Baca juga Kenalan dengan Tes Medis yang Sering Dilakukan Pemain Sepak Bola Pemeriksaan hematologi dapat dilakukan secara manual dan memakan waktu cukup lama. Dengan cara manual pun, pemeriksaan ini tidak menunjukkan ketelitian serta ketepatan yang baik. Namun, akhir-akhir ini dengan perkembangan teknologi dalam bidang laboratorium, jumlah sel darah dapat dihitung dengan metode otomatis yang disebut blood cell counter. Pemeriksaan hematologi juga berguna bagi orang yang belum mengetahui golongan darahnya, sehingga untuk penetapannya dilakukanlah tes pemeriksaan ini. Hitung eosinofil, hitung retikulosit, aktivitas resistensi osmotik eritrosit atau daya tahan osmotik eritrosit, pemeriksaan sel lupus eritematosus, penetapan fraksi Hb di dalam eritrosit melalui tes, dan analisis Hb adalah hal-hal yang dilakukan pada pemeriksaan hematologis. Tidak sedikit orang yang ingin mengetahui apakah pemeriksaan Hb atau hemoglobin saja termasuk cukup dalam proses pendeteksian adanya potensi perdarahan, infeksi, sistemik, dan kelainan hematologi pada tubuh seseorang. Jawabannya adalah tidak cukup, karena memang pemeriksaan Hb hanya dilakukan dengan tujuan penentuan konsentrasi hemoglobin yang ada pada komponen darah. Baca juga Ini 6 Jenis Tes yang Penting untuk Bayi Jika kamu mengira bahwa pemeriksaan tunggal, salah satunya adalah pemeriksaan Hb, maka perkiraan tersebut tidak tepat. Untuk pendeteksian kelainan dan tingkat kelainan yang berkaitan erat dengan darah dan komponen darah, maka pemeriksaan hematologi-lah yang diperlukan. Ini karena penggunaan pemeriksaan HB bukanlah sebagai pemeriksaan tunggal, melainkan termasuk dalam pemeriksaan kondisi infeksi, gejala anemia, dan penyakit lainnya. Lalu, bagaimana dengan pemeriksaan hematologi lengkap? Pemeriksaan hematologi lengkap merupakan pemeriksaan yang dibutuhkan oleh seseorang dengan keluhan gejala yang berhubungan dengan darah. Pada pemeriksaan hematologi yang lengkap, pelaksanaannya akan sangat mendukung diagnosis penyakit, yaitu dengan menilai dan menghitung jenis leukosit, eritrosit, hemoglobin, hematokrit, dan trombosit secara bersama-sama. Baca juga Tes Kesuburan Sebelum Menikah Perlukah? Jadi, pemeriksaan hematologi adalah hal yang penting untuk dilakukan ketika memang dibutuhkan. Demi mendeteksi adanya kelainan di dalam tubuh sejak awal, maka proses diagnosis bisa dilakukan dengan cara memeriksakan diri dengan tes ini. Penanganan pun dapat dilakukan oleh dokter setelah mengetahui penyebab sebelum penyakit berisiko menjadi lebih parah. Apabila kamu ingin melakukan tes hematologi, kamu dapat menanyakannya terlebih dahulu pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan dengan mudah melalui Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Ayo, download aplikasinya di Google Play atau App Store sekarang juga!
Inilah sop pemeriksaan fisik sistem imun dan hematologi dan informasi lain mengenai hal-hal yang masih berkaitan dengan sop pemeriksaan fisik sistem imun dan hematologi dan tips kesehatan anak untuk klik pada judul artikel berikut untuk mendapatkan penjelasan lengkap seputar sop pemeriksaan fisik sistem imun dan hematologi yang Anda perlukan.ā¦klinis dengan rontgen. Indikasi yang mengharuskan pemeriksaan Idealnya, pemeriksaan ini dilakukan ibu pada usia kehamilan 36 minggu. Namun biasanya dokter juga akan melakukan pemeriksaan panggul jika ada indikasi tertentu, padaā¦Selama kehamilan tubuh akan mengalami perubahan fisik terbesar. Perubahan fisik ini adalah hal yang wajar karena tubuh mereka akan menyesuaian dengan pertumbuhan janin. Perlu Anda ketahui bahwa ada beberapa perubahanā¦ā¦vaksin yang baru akan sangat baik dalam sistem imun sebab hanya mamakai sedikit antigen dalam mengstimulasi sistem imun dalam mengeluarkan antibodi yang nantinya akan menghalangi terjadinya infeksi. Dari adanya perubahanā¦ā¦mengalami meskipun UTI tunggal membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk melihat ketidaknormalan struktur pada sistem saluran kemih. Anak perempuan yang lebih tua yang telah mengalami infeksi berulang juga membutuhkan pemeriksaan iniā¦.ā¦fisik dan mental yang kuat sebelum program bayi tabung ini dimulai,pasangan suami istri akan menjalankan pemeriksaan kesehatan yang sangat melelahkan. Beberapa pemeriksaan kesehatan seperti pemeriksaan jumlah sel telur,pemeriksaan sperma maupunā¦ā¦juling strabismus. ā Mata merah dan nyeri ā Gangguan penglihatan ā Iris pada kedua mata memiliki warna yang berlainan ā Bisa terjadi kebutaan. DIAGNOSA Pemeriksaan yang biasa dilakukan ā Pemeriksaanā¦ā¦pencegahan dalam kandungan lemah. Pemeriksaan yang dapat dilakukan ke dokter dapat berupa tes darah dari kedua orangtua untuk melihat kromosomnya atau bisa juga dengan melakukan pemeriksaan anticardiolipin ACA. Pemeriksaan ACAā¦ā¦suntik protein tertentu yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh untuk membuat antibodi. Antibodi yang kemudian mempertahankan anak dari penyebab penyakit bakteri dan virus. Imunisasi bagi anak-anak mulai saat lahir. Bersama denganā¦ā¦akan berkembang menjadi dewasa. Masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa dikenal dengan masa remaja atau masa pubertas. Ciri-ciri pubertas dapat diamati dari perubahan fisik tubuh. Untuk mengetahui perubahan fisik yangā¦ā¦adalah suatu keadaan dimana penurunan sistem kekebalan tubuh yang didapat menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh terhadap penyakit sehingga terjadi infeksi, beberapa jenis kanker dan kemunduran sistem saraf. Seseorang yang terinfeksi olehā¦ā¦untuk mengatasi Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas. Kera jantan yang diberi obat ini secara rutin menampakkan perbedaan fisik pada sistem reproduksinya, yakni memiliki testis lebih kecil saat memasuki usia 5ā¦
0% found this document useful 0 votes3K views13 pagesCopyrightĀ© Ā© All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes3K views13 pagesPemeriksaan Fisik Sistem Imun Hematologi PEMERIKSAAN FISIK SISTEM IMUN HEMATOLOGI BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-kelainan dari suatu sistim atau suatu organ tubuh dengan cara melihat inspeksi, meraba palpasi, mengetuk perkusi dan mendengarkan auskultasi. Raylene M Rospond,200ī! "er $. %yra&ati,200ī.Pemeriksaan fisik adalah metode pengumpulan data yang sistematik dengan memakai indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa untuk mendeteksi masalah kesehatan klien.'ntuk pemeriksaan fisik pera&at menggunakan teknik inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi īraīen * +irnle, 2000! Potter * Perry, īīīī! ī
o/ier et al., īīīī.Pemeriksaan fisik dalam kepera&atan digunakan untuk mendapatkan data obektif dari ri&ayat kepera&atan fisik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan &a& pengkaian fisik kepera&atanadalah pada kemampuan fungsional , klien mengalami gangguan sistem muskuloskeletal, maka pera&at mengkai apakah gangguan tersebut mempengaruhi klien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari atautidak. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas adapun masalah yang dapat kami kaji dalam makalah iniyaitu ī. īpa yang dimaksud dengan pengkaian fisik32. 4agaimana pengkaian umum sistem hematologi35. 4agaimana pengkaian fisik36. 4agaimana pendekatan pengkaian fisik3ī. 4agaimana pengkaian sistem kekebalan tubuh7. īpa saa pemeriksaan penunang untuk sistem imun hematologi3 C. Tujuan Dalam pembuatan makalah ini, adapun tujuan yang hendak dicapai penulis yaitu ī. 'ntuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengkaian 'ntuk mengetahui bagaimana pengkaian umum sistem 'ntuk mengetahui bagaimana pengkaian 'ntuk mengetahui bagaimana pendekatan pengkaian fisik.ī. 'ntuk mengetahui bagaimana pengkaian sistem kekebalan tubuh7. 'ntuk mengetahui apa saa pemeriksaan penunang untuk sistem imun hematologi. D. Manfaat Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini semoga makalah ini bisa membantu mahasiswauntuk lebih mengetahui tentang pengkajian fisik pada sistem imun hematologi dan menambahwawasan pengetahuan mahasiswa tentang bagaimana pengkajian pada sistem imun hematologi. BAB IIPEMBAHASANA. Defīnīsī ī. Pemeriksaan fisik merupakan peninauan dari uung rambut sampai uung kaki pada setiap system tubuh yang memberikan informasi obektif tentang klien dan memungkinkan pera&at untuk mebuat penilaian klinis. ī
eakuratan pemeriksaan fisik mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima klien dan penetuan respon terhadap terapi tersebut.Potter dan Perry, 200ī.2. Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan komprehensif, memastikan8membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan kepera&atan yang tepat bagi klien. $e&i 9artika, 20ī0 B. Pengkajīan Umum Sīstem Hemat!l!gī Pengkaian fisik adalah keterampilan paling esensial yang memerlukan banyak latihan dalam melakukannya. "uuan melakukan pengkaian fisik adalah untuk mengembangkan pemahaman tentang masalah medis pasien dan membuat diagnosis banding. Pengkaian pada klien dengan gangguan hematologi perlu dilakukan dengan teliti, sistematis, serta memahami dengan baik fisiologis dari setiap organ system hematologi. +al ini perlu dilakukan agar kemungkinan adanya kesulitan dikarenakan gambaran klinis atau tanda serta geala yang hampir sama antara gangguan hematologi primer dan sekunder dapat diminimalkan.nformasi dilakukan baik dari klien maupun keluarga tentang ri&ayat penyakit dan kesehatan dapat dilakukan dengan anamnesis ataupun pemeriksaan fisik. īgar data dapat terkumpul dengan baik dan terarah, sebaiknya dilakukan penggolongan atau klasifikasi data berdasarkan identitas klien, keluhan utama, ri&ayat kesehatan, keadaan fisik, psikologis, sosial, spiritual, intelegensi, hasil-hasil pemeriksaan dan keadaan khusus lainnya. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data kepera&atan pada tahap pengkaian adalah &a&ancara interview, pengamatan observasi, dan pemeriksaan fisik pshysical assessment. dan studi dokumentasi. ". a$an%ara 4iasa uga disebut dengan anamnesa adalah menanyakan atau tanya a&ab yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan. $alam berkomunikasi ini pera&at mengaak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaannya yang diistilahkan teknik komunikasi terapeutik. Ma%am $a$an%ara a. Aut! anamnesa yaitu &a&ancara dengan klien langsung b. All! anamnesa yaitu &a&ancara dengan keluarga 8 orang terdekat. Teknīk Pengum&ulan Data 'ang urang Efektīf a. Pertanyaan tertutup ; tidak ada kebebasan dalam mengemukakan pendapat 8 keluhan 8 respon. misalnya ; c. Menyelidiki ; mengaukan pertanyaan yang terus-menerusd. Menyetuui 8 tidak menyetuui. Menyebutkan secara tidak langsung bah&a klien benar atau salah. Misalnya ; *. +,ser-asī "ahap kedua dalam pengumpulan data adalah pengamatan, dan pada praktiknya kita lebihsering menyebutnya dengan obserīasi. ?bserīasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan kepera&atan klien. "uuan dari obserīasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra. īontoh kegiatan obserīasi misalnya ; terlihat adanya kelainan fisik, adanya perdarahan, ada bagian tubuh yang terbakar, bau alkohol, urin, feses, tekanan darah, heart rate, batuk, menangis, ekspresi nyeri, dan lain-lain. ī. Pemerīksaan /īsīk "ahap ketiga dalam pengumpulan data adalah pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dalamkepera&atan digunakan untuk mendapatkan data obektif dari ri&ayat kepera&atan klien. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan &a&ancara. 1okus pengkaian fisik kepera&atan adalah pada kemampuan fungsional klien. Misalnya , klien mengalami gangguan sistem muskuloskeletal, maka pera&at mengkai apakah gangguan tersebut mempengaruhi klien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari atau tidak."uuan dari pemeriksaan fisik dalam kepera&atan adalah untuk menentukan status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah klien dan mengambil data dasar untuk menentukanrencana tindakan kepera&atan.īda 6 teknik dalam pemeriksaan fisik yaitu ; a. Ins&eksī nspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. īahaya yang adekuat diperlukan agar pera&at dapat membedakan &arna, bentuk dan kebersihan tubuh klien. 1okus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi ; ukuran tu,uh0 $arna0 ,entuk0 &!sīsī0 sīmetrīs . $an perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya. īontoh ; mata kuning ikterus, terdapat struma di leher, kulit kebiruan sianosis, dan lain-lain. ,. Pal&asī Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. "angan dan ari-ari adalahinstrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang ; temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, īibrasi, ukuran. Langkah1langkah 2ang &erlu 3ī&erhatīkan selama &al&asī ī īiptakan lingkungan yang nyaman dan "angan pera&at harus dalam keadaan hangat dan kering5 ī
uku ari pera&at harus dipotong 9emua bagian yang nyeri dipalpasi paling ; adanya tumor, oedema, krepitasi patah tulang, dan lain-lain. %. Perkusī Perkusi adalah pemeriksaan dengan alan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya kiri kanan dengan tuuan menghasilkansuara. Perkusi bertuuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi aringan. Pera&at menggunakan kedua tangannya sebagai alat untuk menghasilkan suara. A3a&un suara1suara 2ang 3ījum&aī &a3a &erkusī adalah ;ī S!n!r ; suara perkusi aringan yang Re3u& ; suara perkusi aringan yang lebih padat, misalnya di daerah paru-paru pada pneumonia.
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM IMUN HEMATOLOGI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-kelainan dari suatu sistim atau suatu organ tubuh dengan cara melihat inspeksi, meraba palpasi, mengetuk perkusi dan mendengarkan auskultasi. Raylene M Rospond,2009; Terj D. Lyrawati,2009. Pemeriksaan fisik adalah metode pengumpulan data yang sistematik dengan memakai indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa untuk mendeteksi masalah kesehatan pemeriksaan fisik perawat menggunakan teknik inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi Craven & Hirnle, 2000; Potter & Perry, 1997; Kozier et al., 1995. Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan data objektif dari riwayat keperawatan fisik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pengkajian fisik keperawatan adalah pada kemampuan fungsional , klien mengalami gangguan sistem muskuloskeletal, maka perawat mengkaji apakah gangguan tersebut mempengaruhi klien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari atau tidak. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas adapun masalah yangdapat kami kaji dalam makalah ini yaitu 1. 2. 3. 4. 5. 6. Apa yang dimaksud dengan pengkajian fisik? Bagaimana pengkajian umum sistem hematologi? Bagaimana pengkajian fisik? Bagaimana pendekatan pengkajian fisik? Bagaimana pengkajian sistem kekebalan tubuh Apa saja pemeriksaan penunjang untuk sistem imun hematologi? C. Tujuan Dalam pembuatan makalah ini, adapun tujuan yang hendak dicapai penulis yaitu 1. 2. 3. 4. 5. 6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengkajian fisik. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian umum sistem hematologi. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian fisik. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan pengkajian fisik. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian sistem kekebalan tubuh Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang untuk sistem imun hematologi. D. Manfaat Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini semoga makalah ini bisa membantu mahasiswa untuk lebih mengetahui tentang pengkajian fisik pada sistem imun hematologi dan menambah wawasan pengetahuan mahasiswa tentang bagaimana pengkajian pada sistem imun hematologi. BAB II PEMBAHASAN A. Definisi 1. Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap system tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk mebuat penilaian klinis. Keakuratan pemeriksaan fisik mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima klien dan penetuan respon terhadap terapi tersebut.Potter dan Perry, 2005. 2. Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan komprehensif, memastikan/membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien. Dewi Sartika, 2010 B. Pengkajian Umum Sistem Hematologi Pengkajian fisik adalah keterampilan paling esensial yang memerlukan banyak latihan dalam melakukannya. Tujuan melakukan pengkajian fisik adalah untuk mengembangkan pemahaman tentang masalah medis pasien dan membuat diagnosis banding. Pengkajian pada klien dengan gangguan hematologi perlu dilakukan dengan teliti, sistematis, serta memahami dengan baik fisiologis dari setiap organ system hematologi. Hal ini perlu dilakukan agar kemungkinan adanya kesulitan dikarenakan gambaran klinis atau tanda serta gejala yang hampir sama antara gangguan hematologi primer dan sekunder dapat diminimalkan. Informasi dilakukan baik dari klien maupun keluarga tentang riwayat penyakit dan kesehatan dapat dilakukan dengan anamnesis ataupun pemeriksaan fisik. Agar data dapat terkumpul dengan baik dan terarah, sebaiknya dilakukan penggolongan atau klasifikasi data berdasarkan identitas klien, keluhan utama, riwayat kesehatan, keadaan fisik, psikologis, sosial, spiritual, intelegensi, hasil-hasil pemeriksaan dan keadaan khusus lainnya. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data keperawatan pada tahap pengkajian adalah wawancara interview, pengamatan observasi, dan pemeriksaan fisikpshysical assessment. dan studi dokumentasi. 1. Wawancara Biasa juga disebut dengan anamnesa adalah menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan. Dalam berkomunikasi ini perawat mengajak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaannya yang diistilahkan teknik komunikasi terapeutik. Macam wawancara a. Auto anamnesa yaitu wawancara dengan klien langsung b. Allo anamnesa yaitu wawancara dengan keluarga / orang terdekat. a. b. c. d. Teknik Pengumpulan Data Yang Kurang Efektif Pertanyaan tertutup tidak ada kebebasan dalam mengemukakan pendapat / keluhan / respon. misalnya āApakah Anda makan tiga kali sehari ?ā Pertanyaan terarah secara khas menyebutkan respon yang diinginkan. Misalnya āā¦ā¦ā¦ā¦ā¦. Anda setuju bukan?ā Menyelidiki mengajukan pertanyaan yang terus-menerus Menyetujui / tidak menyetujui. Menyebutkan secara tidak langsung bahwa klien benar atau salah. Misalnya āAnda tidak bermaksud seperti itu kan?ā 2. Observasi Tahap kedua dalam pengumpulan data adalah pengamatan, dan pada praktiknya kita lebih sering menyebutnya dengan observasi. Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra. Contoh kegiatan observasi misalnya terlihat adanya kelainan fisik, adanya perdarahan, ada bagian tubuh yang terbakar, bau alkohol, urin, feses, tekanan darah, heart rate, batuk, menangis, ekspresi nyeri, dan lain-lain. 3. Pemeriksaan Fisik Tahap ketiga dalam pengumpulan data adalah pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan data objektif dari riwayat keperawatan klien. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan wawancara. Fokus pengkajian fisik keperawatan adalah pada kemampuan fungsional klien. Misalnya , klien mengalami gangguan sistem muskuloskeletal, maka perawat mengkaji apakah gangguan tersebut mempengaruhi klien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari atau tidak. Tujuan dari pemeriksaan fisik dalam keperawatan adalah untuk menentukan status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah klien dan mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan keperawatan. Ada 4 teknik dalam pemeriksaan fisik yaitu a. Inspeksi Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan agar perawat dapat membedakan warna, bentuk dan kebersihan tubuh klien. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, simetris. Dan perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya. Contoh mata kuning ikterus, terdapat struma di leher, kulit kebiruan sianosis, dan lain-lain. b. Palpasi Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi 1 Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai. 2 Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering 3 Kuku jari perawat harus dipotong pendek. 4 Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling adanya tumor, oedema, krepitasi patah tulang, dan lain-lain. c. Perkusi Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya kiri kanan dengan tujuan menghasilkan suara. Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Perawat menggunakan kedua tangannya sebagai alat untuk menghasilkan suara. Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah 1 Sonor suara perkusi jaringan yang normal. 2 Redup suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paru-paru pada pneumonia. 3 Pekak suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung, perkusi daerah hepar. 4 Hipersonor/timpani suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong, misalnya daerah caverna paru, pada klien asthma timpani pada usus d. Auskultasi Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Halhal yang didengarkan adalah bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus. Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada nafas adalah 1 Rales suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran-saluran halus pernafasan mengembang pada inspirasi rales halus, sedang, kasar. Misalnya pada klien pneumonia, TBC. 2 Ronchi nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Misalnya pada edema paru. 3 Wheezing bunyi yang terdengar āngiiiā¦.kā. bisa dijumpai pada fase inspirasi maupun ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma. 4 Pleura Friction Rub ; bunyi yang terdengar ākeringā seperti suara gosokan amplas pada kayu. Misalnya pada klien dengan peradangan pleura. C. Pengkajian Fisik 1. Pasien anak-anak/pediatrik Pemeriksaan fisik seorang anak dilakukan secara terstruktur dan sistematik, tetapi pendekatan cephalocaudal yang biasanya lebih disukai untuk orang dewasa mungkin tidak selalu dapat dilakukan dengan sempurna pada anak-anak. Untuk anak-anak yang lebih dewasa dan remaja, urutan pemeriksaan seperti pada pasien dewasa mungkin dapat dilakukan, tetapi makin muda pasiennya maka makin besar kemungkinannya untuk menggunakan pendekatan āoportunisikā untuk dapat memperoleh data pengkajian vital. 2. Pasien usia lanjut/geriatrik Pengkajian pasien geriatric cukup kompleks dan memakan waktu, tergantung pada tingkat keragaman, tingkat kronis dan kompleksitas masalah fisik yang mendasari. Pemeriksaan fisik umum sama seperti pada pasien dewasa; namun, perubahan posisi diusahakan sesedikit mungkin. Ruangan harus dijaga sedikit lebih hangat, atau diperlukan selimut tambahan. Kadang-kadang, ketidakmampuan pasien untuk mencapai atau mempertahankan posisi optimal membuat pemeriksa harus menyesuaikan posisinya gar dapat melakukan pengkajian secara adekuat. D. Pendekatan Pengkajian Fisik Pendekatan pengkajian fisik dapat menggunakan 1. Head to toe kepala ke kaki Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke kaki. Mulai dari keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan tenggorokan, leher, dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, punggung, genetalia, rectum, ektremitas. 2. ROS Review of System / sistem tubuh Pengkajian yang dilakukan mencakup seluruh sistem tubuh, yaitu keadaan umum, tanda vital, sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, sistem persyarafan, sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem muskuloskeletal dan integumen, sistem reproduksi. Informasi yang didapat membantu perawat untuk menentukan sistem tubuh mana yang perlu mendapat perhatian khusus. 3. Pola fungsi kesehatan Gordon, 1982 Perawat mengumpulkan data secara sistematis dengan mengevaluasi pola fungsi kesehatan dan memfokuskan pengkajian fisik pada masalah khusus meliputi persepsi kesehatan-penatalaksanaan kesehatan, nutrisi-pola metabolisme, pola eliminasi, pola tiduristirahat, kognitif-pola perseptual, peran-pola berhubungan, aktifitas-pola latihan, seksualitaspola reproduksi, koping-pola toleransi stress, nilai-pola keyakinan. 4. Doengoes 1993 Mencakup aktivitas / istirahat, sirkulasi, integritas ego, eliminasi, makanan dan cairan, hygiene, neurosensori, nyeri / ketidaknyamanan, pernafasan, keamanan, seksualitas, interaksi sosial, penyuluhan / pembelajaran. E. Pengkajian Sistem Kekebalan Tubuh 1. Identitas Pasien meliputi nama, umur, seks, suku/bangsa, pendidikan, status perkawinan, alamat 2. Riwayat kesehatan meliputi a. Keluhan utama 1 Kelelahan 2 Demam 3 Diaforesis, keringat malam 4 Kemerahan 5 Kelemahan muscular 6 Nyeri / pembengkakan sendi 7 Penurunan berat badan 8 Proses pemulihan buruk b. Riwayat kesehatan sekarang Apakah pasien masih merasakan kelelahan, demam, diaforesis, kemerahan, kelemahan muscular, nyeri / pembenngkakan sendi, penurunan berat badan,. Apakah masih terdapat massa yang tidak biasa, limfadenopati, proses pemulihan buruk, hepatomegali, perubahan tanda-tanda vital. c. Riwayat penyakit sekarang/menyertai 1 Infeksi berulang sering, khususnya virus 2 Infeksi opurtunistik jamur protozoa, atau virus. d. Riwayat penyakit dahulu 1 Alergi 2 Autoimun 3 Proses infeksi 4 Penyakit transmisi seksual 5 Hepatitis 6 Pemajanan terhadap agen kimia 7 Iradiasi e. Riwayat keluarga 1 Kanker 2 Gangguan imun 3 Alergi f. 1 2 3 4 5 6 g. 1 2 3 4 5 6 Riwayat sosial Merokok Penggunaan alkohol Peningkatan stres Pilihan seksual Pasangan seks multipel Penggunaan obat iv, pemakaian jarum bersama-sama Riwayat pengobatan Imunisasi Menerima darah atau produk darah sebelum 1985 Hidralazin Prokainmid Isoniazid Penggunaan obat-obatan iv secara gelap 3. Riwayat kesehatan a. Keadaan umum meliputi tanda-tanda vital nadi, respirasi, tekanan darah,suhu, tinggi badan dan berat badan. b. Sistem integumen 1 Sensitivitas matahari 2 Berkilau, kulit tegang diatas sendi yang rusak 3 Modul subkutaneus diatas tonjolan tulang 4 Kemerahan 5 Eritema ākupu-kupuā pada pipi dan hidung nodusum 6 bercak putih, abu-abu/putih pada mukusa 7 Lesi merah sampai ungu / coklat 8 vesikel herpetic 9 Olserasi oral, nasal 10 Kista tulang ; tangan ; kaki 11 Perlambatan pemulihan luka 12 Alopesia parsial c. Sistem syaraf pusat 1 Umum meliputi sakit kepala, parestesia, paralisis, neuritis, perubahan kesadaran. 2 Kognitif meliputi kerusakan memori, kerusakan konsentrasi, penurunan proses berpikir, dan kacau mental. 3 Motorik meliputi gaya berjalan, kelemahan tungkai bawah, penurunan koordinasi tangan, tremor dankejang. 4 Perilaku meliputi kurang menjiwai, menarik diri, emosional labil, perubahan kepribadian, ansietas, mengin d. Sistem penglihatan meliputi fotokobia, berkurangnya lapang pandang penglihatan, diplopia, kebutaan, pandangan kabur, katarak, badan cytoid retinal, kinjungtivitas & ureitis, proptosis, papiledema e. Sistem pernafasan meliputi sesak nafas, dipsnea, ispa sering, batuk, takipnea, sianosis, pendarahan, hipertensi pulmoner, fibrosis f. Kardiovaskuler meliputi palpitasi, lakikardia, nyeri dada dari sendang sampai berat, hipertensi, murmur, kardiomegali, dan fenimena reynoudās g. Sistem gastrointestinal meliputi anorexia, mual, disfagia, nyeri abdomen, kram, kembung, gatal pada rectum, nyeri, penurunan berat badan, tidak disengaja, muntah, diare, fisura tektum, pendarahan, hepatosplenomegali h. Sistem gonotourinarius meliputi hemakuria, serpihan selular, azotemia, nyeri panggul, nyeri pada waktu berkemih, reynoudās i. Sistem muskuloskeletal meliputi nyeri dan kekacauan sendi, kelemahan muscular, parestesia pada tangan dan kaki, artralgia, peradangan/pembengkakan sendi, kerusakan fungsi sendi, nodul-nodul subkutan pada tonjolan hati dan edema jaringan lunak j. Sistem hematologi meliputi petekie, purpura, mudah memar, epistaksis dan pendarahan gusi k. Sistem limfatik meliputi limpadenopati dan splenomegali F. Pemeriksaan Penunjang 1. Elisa Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Peter Perlmann dan Eva Engvall. Enzim-Linked immune sorbent assay ELISA atau dalam Bahasa Indonesianya disebut sebagai uji penentuan kadar immunosorben taut-enzim, merupakan teknik pengujian serologi yang didasarkan pada prinsip interaksi antara antibody dan antigen. Pada awalnya, teknik ELISA hanya digunakan dalam bidang imunologi untuk mendeteksi keberadaan antigen maupun antibody dalam suatu sampel seperti dalam pendeteksian antibody IgM, IgG, dan IgA pada saat terjadi infeksi pada tubuh manusia khususnya, misalya pada saat terkena virus HIV. Namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan,teknik ELISA juga diaplikasikan dalam bidang patologi tumbuhan, kedokteran, dll. Test alergi Alergi merupakan suatu kelainan sebagai reaksi imun tubuh yang tidak di harapkan. Istilah alergi dikemukan pertama kali oleh Von Pirquet pada tahun 1906 yang pada dasarnya mencakup baik respon imun berlebihan yang menguntungkan seperti yang terjadi pada vaksinasi, maupun mekanisme yang merugikan dan menimbulkan penyakit. Tes alergi adalah suatu cara untuk menentukan penyebab jenis tes alergi seperti tes tusuk kulit Skin Prick Test, tes tempel Patch Test, tes RAST Radio Allergo Sorbent Test, tes kulit intrakutan, tes provokasi dan eliminasi makanan dan tes provokasi obat 2. Test bone marraw Sumsum tulang adalah jaringan lunak dan berlemak yang terdapat dalam rongga hampir semua tulang. Jaringan ini memainkan peran utama dalam pembentukan sel darah. Dalam biopsi sumsum tulang, jaringan lunak dari bagian dalam tulang diekstrak untuk tujuan diagnostik. Biopsi sumsum tulang lazim digunakan untuk mengidentifikasi kelainan darah seperti anemia, infeksi darah, leukemia, dan kanker sumsum tulang. 3. 4. Limfanglografi Limfanglografi adalah pemeriksaan X-ray dengan menggunakan kontras untuk melihat kelenjar limfe dan pembuluh limfe yang merupakan bagian dari sistem limfatik dengan tujuan untuk menegakkan diagnostik, mengevaluasi penyebaran kanker dan efektifitas terapi kanker. Indikasi dilakukan Limfanglografi yaitu untuk mengetahui keefektifan dari terapi kanker, mengevaluasi penyebab pembegkakan pada lengan atau kaki, mencari penyakit yang disebabkan oleh parasit dan membedakan antara limfoma Hodgkin atau non Hodgkin. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pengkajian fisik adalah keterampilan paling esensial yang memerlukan banyak latihan dalam melakukannya. Tujuan melakukan pengkajian fisik adalah untuk mengembangkan pemahaman tentang masalah medis pasien dan membuat diagnosis banding. Pengkajian pada klien dengan gangguan hematologi perlu dilakukan dengan teliti, sistematis, serta memahami dengan baik fisiologis dari setiap organ system hematologi. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data keperawatan pada tahap pengkajian adalah wawancara interview, pengamatan observasi, dan pemeriksaan fisik pshysical assessment. dan studi dokumentasi. Ada 4 teknik dalam pemeriksaan fisik yaitu inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pada pemeriksaan fisik seorang anak dilakukan secara terstruktur dan sistematik, sedangkan pengkajian pasien geriatric cukup kompleks dan memakan waktu, tergantung pada tingkat keragaman, tingkat kronis dan kompleksitas masalah fisik yang mendasari. Pendekatan pengkajian fisik dapat menggunakan Head to toe kepala ke kaki, ROS Review of System / sistem tubuh, pola fungsi kesehatan Gordon, 1982, dan Doengoes 1993 B. Saran Kita sebagai seorang perawat harus mempelajari pengkajian fisik dengan benar, karena dengan pengakajian fisik yang benar dan tepat akan memungkinkan perawat untuk mebuat penilaian klinis. Keakuratan pengkajian fisik yang kita lakukan akan mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima klien dan penetuan respon terhadap terapi. DAFTAR PUSTAKA Mary Keperawatan Hudak dan Galo. 1996. Keperawatan Kritis Volume II. Jakarta EGC. Jonathan a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Erlangga. Staf Pengajar Bagian Patologi Anatomik FKUI. 1973. Patologi. Jakarta FKUI. Wiwik handayani&Andi sulistyo haribowo, 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta Salemba Medika Diposkan oleh Rista Ayustri di Pengkajian & Pemeriksaan fisik INTEGUMEN PENGKAJIAN & PEMERIKSAAN FISIK PADA SISTEM INTEGUMEN PENGKAJIAN 1. DATA DEMOGRAFI 1 usia aging proses 2 suku bangsa - ras normal / abnormal tergantung suku bangsa 3 pekerjaan - paparan sinar matahari, kimia iritasi zat atau substansi yang abrasive - lingkungan yang menjadi faktor masalah kulit 2. RIWAYAT KESEHATAN 1 riwayat medis dan pembedahan a. riwayat medis baik saat ini atau sebelumnya b. riwayat pembedahan 2 riwayat keluarga riwayat pengobatan a. tentang penyakit kulit yang kronis b. anggota keluarga yang bermasalah dengan gangguan sistem integumen 3 RIWAYAT SOSIAL pekerjaan aktifitas sehari-hari dengan lingkungannya, reaksi dss. 4 RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI a. kapan pertama kali mendapat masalah kulit b. bagian tubuh mana yang pertama kali terkena c. menjadi lebih baik atau memburuk d. mempunyai kondisi yang sama sebelumnya e. apa faktor penyebabnya f. bagaimana penatalaksanaanya g. adakah masalah yang menyertai gatal, rasa terbakar, baal, nyeri, demam, nausea, vomiting, diare, sakit tenggorokan , dingin kaku h. keadaan buruk jika tersinar matahari, pengobatan panas atau dingin i. apa yang membuat masalah menjadi baik j. apa faktor pencetus karena makanan , sprei baru, sabun baru, kosmetik baru dan lain-lain. k. Bagaimana ruam atau lesi tersebut terlihat ketika muncul untuk pertama kalinya l. Apakah terdapat rasa gatal, tebakar, kesemutan atau seperti ada yang merayap m. Apakah ada gangguan sensasi kulit n. Apakah masalah tersebut menjadi bertambah pada musim tertentu o. Apakah anda mempunyai riwayat hypever, asma atau alergi p. Apakah ada di keluarga yang mempunyai masalah kulit q. Apakah erupsi kulit muncul setelaah makan makanan tertentu r. Apakah anda mengkonsumsi alkohol s. Apakah ada hubungan antara kejadian tertentu dengan ruam kulit t. Obat- obatan apa yang anda gunakan krim, salep, lotion untuk mengobati kelainan kulit tersebut yang dapat dibeli di toko obat u. Jenis kosmetik apa untuk perawatan kulit yang anda gunakan v. Apakah di lingkungna sekitar anda terdapat faktor- faktor tanaman, hewan jat iritan, kimia infeksi yang menimbulkan masalah pada kulit w. Apakah ada sesuatu mengenai kulit yang yang menimbulkan ruam. 5 RIWAYAT DIET Kaji BB, Bentuk tubuh, dan makanan yang disukai 6 STATUS SOSIAL EKONOMI Latar belakang status ekonomi klen intuk mengidentifikasi faktor lingkungan yang dapat menjadi faktor penyebab penyakit kulit berapa kjam terpapar sinar matahari, bagaimana dengan personal hygienenya. 7 RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG Jika masalah kulit sudah dapat diidentifikasi, kaji 1. kapan klien pertama kali melihat adanya rash 2. dibagian tubuh mana rash mulai 3. apakah masalahnya dapat diatasi atau bertambah banyak jika masalah sama dengan penyakit sebelumnya , kaji ; a. penyebab lesi kulit b. bagaimana cara mengatasinya c. hubungkan dengan gejala penyerta yang lain gatal, gatal rasa terbakar, rasa bassal;, demam, nausea dan vomiting, nyerio tenggorokan , Kaku kuduk d. identifikasi yang menbuat masalah menjadi baik atau menjadi buruk II. PEMERIKSAAN FISIK Inspeksi dan palpasi dengan menggunakan - penlight untuk menyinari lesi pakaian dapat dilepaskan seluruhnya dan diselimuti dengan benar - proteksi diri sarung tangan haris dipakai ketika melakukan pemeriksaan kulit Tampilan umum kulit karakteristik kulit normal diantaranya 1. warna warna kulit normal bervariasi antara orang yang satu dengan yang lain dari berkisar warna gading atau coklat gelap, kulit bagian tubuh yang terbuka khususnya di kawasan yang beriklim panas dan banyak cahaya matahari cenderung lebih berpigmen efek vasodilatasi yang ditimbulkan oleh demam sengatan matahari dan inflamasi akan menimbulkan bercak kemerahan pada kulit, pucat merupakan keadaan atau tidak adanya atau berkurangnya toonus serta vaskularissi yang normal dan paling jelas terlihat pada konjungtiva. Warna kebiruan pada sianosis menunjukan hipoksia seluler dan mudah terlihat pada ekstremitas , dasar ,kuku bibir serta membran mukosa. Ikterus adalah keadaan kulit yang menguning , berhubungan langsung dengan kenaikan bilirubin serum dan sering kali terlihat pada sklera serta membran mukosa. 2. Tekstur kulit Tekstur kulit normalnya lembut dan kencang, pajanan matahari, proses penuaan dan peroko berat akan membuat kulit sedikit lembut. Niormalnya kulit adalah elastis dan akan lebih cepat kembali turgor kulit baik 3. Suhu Suhu kulit normalnya hangat , walaupun pada beberapa kondisi pada bagian ferifer seperti tangan dan telapak kaki akan teraba dingin akibat vasokontriksi 4. Kelembaban Secara normal kulit akan teraba kering saat disentuh. Pada suatu kondisi saat ada peningkatan aktifitas dan pada peningkatan kecemasan kelembaban akan meningkat 5. Bau busuk Kulit normal bebas dari bau yang tidak mengenakan. Bau yang tajam secara normal akan ditemukan pada peningkatan produksi keringat pada area aksila dan lipat paha 6. EFLORENSI Eflorensi adalah pengkajian kelainan kulit yang dapat dilihat dengan mata telanjang dan bila perlu di periksa dengan perabaan ada 2 macam pengkajian efrolensi a. eflorensi primer adalah kelainan kulit yang terjadi pada permulaan penyakit diantaranya - makula warna kulit tegas, ukuran bentuk bervariasi, tanpa disertai peninggian atau cekungan diameter b. lorensi sekunder adalah kelainan kulit yang terjadi selama perjalanan penyakit PROSEDUR DIAGNOSTIK PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN Kulit. Mendapatkan jaringan untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopik dengan cara eksisi dengan scalpel atau alat penusuk khusus skin punch dengan mengambil bagian tengah jaringan. Indikasi Pada nodul yang asal nya tidak jelas untuk mencegah malignitas. Dengan warna dan bentuk yang tidak lazim. Pembentukan lepuh. 2. Patch Test Untuk mrngenali substansi yang menimbulkan alergi pada pasien dibawah plester khusus exclusive putches . indikasi - Dermatitis, gejalak kemerahan, tonjolan halus, gatal- gatal. Reaksi + lemah. - Blister yang halus, papula dan gatal āgatal yang hebat reaksi + sedang. - Blister/bullae, nyeri, ulserasi reaksi + kuat. Penjelasan pada pasien sebelum dan sesudah pelksanaan patch test Jangan menggunakan obat jenis kortison selam satu minggu sebelum tgl pelaksanaan. - Sample masing ā masing bahan tes dalam jumlah yang sedikit dibubuhkan pada plester berbentuk cakaram kemudian ditempel pada punggung,dengan jumlah ynag bervariasi. 20 ā 30 buah.. - Pertahankan agar daerah punggung tetap kering pada saat plester masih menempel. - Prosedur dilaksanakan dalam waktu 30 menit. - 2- 3 hari setelah tes plester dilepas kemudian lokasi dievaluasi. 3. Pengerokan Kulit Sampel kulit dikerok dari lokasi lesi, jamur, yang menggunakan skatpel yang sudah dibasahi dengan minyak sehingga jaringan yang dikerok menempel pada mata pisau hasil kerokan dipindahkan ke slide kaca ditutup dengan kaca objek dan dipriksa dengan mikroskop. 4. Pemeriksaan Cahaya Wood Light Wood Menggunakan cahaya UV gelombang panjang yang disebut black light yang akan menghasilakan cahaya berpedar berwarna ungu gelap yang akan terlihat jelas pada ruangan yang gelap, digunakan untuk memebedakan lesi epidermis dengan dermis dan hipopigmentasi dengan hiperpigmentasi. 5. Apus Tzanck Untuk memeriksa sel ā sel kulit yang mengalami pelepuhan. Indikasi - Herpes zoster,varisella, herpes simplek dan semua bentuk pemfigus. - Secret dari lesi yang dicurigai dioleskan pada slide kaca diwarnai dan periksa.
pemeriksaan fisik sistem imun dan hematologi